TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah menilai Uni Emirat Arab (UEA) akan bisa jadi mitra yang andal untuk bisa ikut berinvestasi dalam pembangunan ibu kota baru.
Hal tersebut disampaikan oleh Deputi Koordinasi Bidang Investasi dan Pertambangan Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Septian Hario Seto usai Presiden Jokowi menyebutkan pembangunan ibu kota baru termasuk salah satu sektor pembangunan yang bisa dijadikan prioritas dikerjasamakan dengan UEA.
"Kalau dilihat, Abu Dhabi itu saya kira punya financial power (kekuatan finansial) yang bagus. Saya rasa mereka bisa jadi partner (mitra) yang sangat baik untuk pembangunan ibu kota baru," kata Septian ketika dihubungi, Jumat, 5 November 2021.
Seto berharap UEA juga bisa memberikan wawasan serta pengalamannya dalam pembangunan kota. "Dubai itu kan sudah jadi kota internasional. Saya kira mereka juga bisa memberikan insights, berbagi pengalaman juga bagaimana mereka mengembangkan (kota) itu," katanya.
Namun ia belum menjelaskan lebih jauh soal nilai komitmen investasi UEA untuk pembangunan ibu kota baru di Kalimantan Timur. Begitu pula soal skema hingga realisasi investasinya. "Kita tunggu saja (realisasinya)," ujar Seto.
Presiden Jokowi sebelumnya mengungkapkan ada tiga sektor pembangunan di Indonesia yang bisa dijadikan prioritas kerja sama antara Indonesia dan Uni Emirat Arab.
Prioritas pertama adalah pembangunan ibu kota baru Indonesia. "Untuk membangun ibu kota baru setidaknya dibutuhkan dana sebesar US$ 35 miliar," kata Jokowi saat menghadiri Indonesia-UAE Investment Forum yang berlangsung di Dubai, Kamis,4 November 2021.